Popular Post

Popular Posts

Recent post

Archive for 2016

BACAAN SHALAT Yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW

Shalat merupakan ibadah yang pertama kali bakal dihisab diakhirat nanti. Ibadah shalat sudah ada tuntunannya dari Rasulullah SAW, baik dari segi gerakan maupun bacaannya. Bagaimana kita bisa tahu seperti apa gerakan maupun bacaan shalat yang dicontohkan Nabi? Kita bisa tahu dari hadist-hadist beliau yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat maupun istri beliau. Oleh karena shalat ini sudah ada tuntunannya, maka kita sebagai umatnya tentu ibadah shalat yang kita lakukan juga harus sesuai dengan yang dicontohkan beliau baik gerakan maupun bacaanya.

Nah, pada postingan kali ini saya akan mengutip bacaan shalat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana kita ketahui, Aqidah Ahlus Sunnah hanya memilih hadist-hadist yang Shahih atau yang kuat terutama dalam masalah ibadah termasuk dalam ibadah shalat ini. Disamping itu Aqidah Ahlus Sunnah juga tidak taklid terhadap satu mahzab saja, sehingga terkadang Aqidah Ahlus Sunnah mempunyai pendapat yang sama dengan mahzab Syafi’i, terkadang Maliki, Hanafi maupun mahzab Hambali. Berbeda dengan umat islam di Indonesia umumnya yang hanya berpegang dan terpaku pada mahzab Syafi’i saja. Semoga bacaan shalat yang saya posting ini bermanfaat bagi kita semua.

DO'A IFTITAH :
Allaahumma baa’id bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa ‘adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khotoo yaa kamaa yunaqots tsaubul abyadhuu minaddanas. Allaahummaghsil khotoo yaa ya bil maa i wats tsalji walbarod.

Artinya :
“Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat.
Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran.
Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”

BACAAN RUKU' / SUJUD :
Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.

Artinya:
“Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu ya Allah ampunilah aku”.

DO'A I'TIDAL :
Robbanaa walakalhamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarokan fiihi.

Artinya :
“Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah (segala) pujian yang banyak, baik, dan diberkahi padanya ”.

DO'A DUDUK DIANTARA DUA SUJUD :
Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.

Artinya :
“Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, dan berilah rizki untukku”.

DO'A TASYAHUD :
Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Artinya :
“Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya”.

DO'A SHALAWAT KEPADA NABI :
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. Kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka hamiidummajiid.

Artinya :
“Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji dan Maha Mulia”.

DO'A SESUDAH TASYAHUD AWAL :
Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta faghfir lii maghfirotan min 'indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim.

Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak. Tiada sesiapa yang dapat mengampunkan dosa-dosa melainkan Engkau, maka ampunilah bagiku dengan keampunan dariapda-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau maha pengampun lagi maha penyayang."

DO'A SESUDAH TASYAHUD AKHIR :
Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam. Wamin ‘adzaabil qobri. Wamin fitnatil mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.

Artinya :
“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta)”.

SALAM :
Assalaamua’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.

Artinya :
“ Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkah Allah”.

KESIMPULAN :
BACAAN TASYAHUD AWAL :
Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh.
Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh.
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. Kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka hamiidummajiid.
Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta faghfir lii maghfirotan min 'indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim.

BACAAN TASYAHUD AWAL :
Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh.
Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh.
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. Kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka hamiidummajiid.
Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam. Wamin ‘adzaabil qobri. Wamin fitnatil mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.

sumber  : http://muhammadiyah-ponorogo.blogspot.co.id/2013/08/bacaan-sholat-yang-dicontohkan.html

Bacaan Sholat yang Dicontohkan Rasulullah SAW

Definisi Istisqo
dakwatuna.com Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Dalil Shalat Istisqo
Allah SWT berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:
َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ )  رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
عن أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ  ( البخاري )
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan. Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan  berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan  adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)
Macam-Macam Istisqo
Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:
  1. Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
  2. Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
  3. Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.
Waktu Istisqo
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.
Tempat Shalat Istisqo
Shalat Istisqo  dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid
Adab sebelum shalat Istisqo
  1. Memperbanyak  istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
  2. Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
  3. Didahului dengan berpuasa tiga hari
  4. Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
  5. Memperbanyak sedekah.
  6. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
  7. Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo
  1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
  2. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
  3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
  4. Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
  5. Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
  6. Bertawasul dengan amal shalih
  7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
  8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
  9. Dianjurkan membawa binatang ternak.
Doa Istisqo :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً  سَحّاً عامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ والبِلادِ والبهائم  والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا إليك.  اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهم اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا إجابتك، وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة ما قارفنا،  وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan   yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.
Doa Ketika Hujan Telah Turun
اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.


gravatar

Pengertian Dzikir Dan Doa

Dzikir

Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.


"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).

Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidaksesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).

Bentuk dan Cara berdzikir :

a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.

b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an dan sebagainya.

c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan perbuatan.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).


D o a

Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.


"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'min : 60).

Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa :

a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang baik hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.

Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya, kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai keinginannya."

b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah setelah selesai.

Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu pada wajah beliau.

c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti dikabulkan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-Turmudzi).

d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras) karena sesungguhnya Allah itu dekat.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186).

e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka boleh dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.


Waktu yang Baik Untuk berdoa

a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat lima waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang doa yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).


Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).

b. Pada hari Jum'at.

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

c. Waktu antara adzan dan iqomah.

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).

d. Waktu seseorang sedang berpusa.

"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi dengan sanad yang hasan).



"Kucing pun Berdoa,Hanya Manusia Sombong yang tidak bersedia berdoa"
 
Sumber : http://makhluqbumi.blogspot.co.id/2010/06/pengertian-dzikir-dan-doa.html

Bacaan sholat lengkap dengan artinya

bacaan sholat lengkap dengan artinya. Sesuai dengan judul dan nama blog ini adalah Bacaan Sholat Lengkap, maka blog ini tersa belum lengkap jika belum ada posting tentang Bacaan Sholat Lengkap walaupun sebenarnya masih ada posting yang seharusnya lebih dulu di posting sebelum posting tentang Bacaan Sholat Lengkap.

Mari kita teruskan membaca posting Bacaan Sholat Lengkap ini.

1. Cara-cara Mengerjakan Sholat
a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan sholat.
bacaan  sholat  lengkap  dengan  artinya
bacaan sholat lengkap dengan artinya

Niat sholat menurut sholat yang sedang dikerjakan, misalnya sholat subuh dan sebagainya.
(Niat sholat ialah di dalam hati, dan untuk memudahkan dapat pula kita pelajari seperti yang terlampir di dalam buku ini).

Untuk Lafal niat sholat bisa di lihat di lafal niat sholat lima waktu
b. Lalu mengangkat ke2 belah tangan srta mmbaca "ALLOOHU AKBAR"
Bacaan  Sholat  Lengkap
(Takbiratul ihram)
bacaan  sholat  lengkap  dengan  artinya  1
c. Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedekapkan pada dada. Kemudian membaca doa iftitah

Bacaan Sholat Lengkap

     Segala puji hanya kembali dan milik Allah Tabaroka wa Ta’ala, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.
  

Sejarah Shalat dari Masa-kemasa



Sejarah Shalat
By: Muhammad
Sebelum umat Nabi Muhammad saw diwajibkan untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam, ternyata umat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad sudah diwajibkan mengerjakan shalat. Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan tentang kewajiban mengerjakan shalat nabi-nabi terdahulu serta umat-umatnya. Akan tetapi, yang mucul dalam benak pikiran apakah umat-umat terdahulu juga mengerjakan shalat lima waktu sebagaimana umat Muhammad saw? Apakah nama shalat mereka sama dengan nama shalat umat Muhammad saw? Semenjak kapan Nabi Muhammad diperintahkan mengerjakan shalat? Pertanyaan-pertanyaan ini yang akan menjadi pembahasan kita pada pembahasan sejarah shalat.
1-      Sejarah Shalat Sebelum Islam
Tercatat dalam sejarah bahwa umat terdahulu juga mengerjakan shalat, sebagai bukti dalam ajaran agama Ariyah dan Samiyah mewajibkan semua orang mengerjakan shalat dalam waktu-waktu yang telah ditentukan. Begitu pula dengan agama Majusi, dalam ajaran mereka mewajibkan bagi semua orang yang telah menginjak masa baligh untuk mengerjakan shalat tiga kali dalam sehari semalam. Yang pertama shalat Subuh, kedua shalat Asar, dan ketiga shalat Isya’. Dalam agama Majusi ini pun terdapat shalat sunnah seperti shalat saat menaiki kendaraan dan turun dari kendaraan.
Agama Yahudi pun juga mewajibkan umatnya mengerjakan shalat dalam sehari semalam, shalat pada hari Sabtu, saat tiba awal bulan, shalat setiap ada acara tertentu, dan shalat jenazah. Adapun shalat dalam sehari semalam yang diwajibkan oleh agama Yahudi adalah shalat pada tengah malam dan shalat Subuh yang mereka beri nama dengan Syama’. Saat mengerjakan shalat Syama’ ini orang-orang Yahudi membaca ayat-ayat tertentu yang ada dalam kitab Taurat. Syama’ merupakan ritual ibadah yang dikerjakan sebelum tidur dan saat bangun dari tidur, mereka mempunyai keyakinan dengan mengerjakan shalat pada dua waktu di atas dapat menghindarkan diri dari sesuatu yang menyakitkan, menjauhkan dari kejelekan, ruh-ruh jahat,[1] dan dapat memadamkan api neraka.
Selain dua shalat di atas agama Yahudi juga mengerjakan tiga shalat lain yang mereka beri nama dengan Tephillah, Yang pertama shalat yang mereka sebut dengan Tephillah Hasyhar yaitu shalat yang dikerjakan pada waktu subuh,[2] kedua shalat Asar yang mereka sebut dengan Tephillah Hamnahah, dan ketiga Tephillah Ha’rabit yang mereka kerjakan pada waktu shalat Maghrib. Jika dijumlah, shalat yang dikerjakan oleh orang-orang Yahudi baik dari Syama’ dan Tephillah maka jumlahnya ada lima kali shalat yang mereka kerjakan dalam sehari semalam.
Selain shalat lima waktu di atas, mereka juga mengerjakan shalat pada hari Sabtu sedangkan orang-orang Nashrani mengerjakan pada hari Minggu. Ini sama halnya dengan orang Islam yang mengerjakan shalat pada hari Jumat.
Adapun shalat yang dikerjakan oleh orang Yahudi pada waktu datangnya awal bulan ini, juga dikerjakan oleh orang-orang Majusi yang mereka sebut dengan nama shalat Antaremah.[3] Selain dua agama itu, agama Budha dan orang-orang Eropa juga menjalankannya.
2-      Shalat Pada Zaman Jahiliyah Dan Penyembah Berhala
Tidak terdeteksi dalam sejarah bahwa orang-orang Jahiliyah dan penyembah berhala mengerjakan shalat, sebab tidak ditemukan sama sekali kalimat shalat dari goresan pena mereka, namun hal ini tidak menunjukkan mereka tidak mengerjakan shalat, sebab pada musim-musim tertentu mereka berbondong-bondong mengerjakan haji, memiliki syiar agama tertentu, dan metode pendekatan diri pada tuhan mereka. Merupakan  hal yang mustahil  apabila mereka bodoh akan shalat, sebab shalat itu sendiri menjadi hal yang sangat lumrah bagi semua agama. Meski shalat merupakan hal lumrah, namun kita tidak bisa mengatakan shalat orang Jahiliyah sama dengan metode shalat orang Yahudi dan Nashrani, sebab pemahaman dan praktek shalat berbeda-beda mengikuti perbedaan agama.
Dalam al-Qur’an telah mengisyaratkan bahwa orang Jahiliyah di Makkah juga mengerjakan shalat, dalam surat al-Anfal ayat 35 menyebutkan:
(وَمَا كَانَ صَلاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً)
Artinya: “Dan shalat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan.
Mengenai ayat di atas ulama Tafsir menjelaskan bahwa orang-orang Quraisy melakukan tawaf di sekeliling Baitullah dalam keadaan telanjang, bersiul, dan bertepuk tangan. Shalat menurut pandangan orang-orang Jahiliyah hanya sebatas doa, mereka mengganti posisi bacaan tasbih dengan siulan dan tepuk tangan.[4] Sedangkan menurut ulama lain, ritual orang Jahiliyah tidak bisa dikatakan dengan shalat ataupun ibadah, sebab dalam ritual itu mereka hanya bermain dan bersenda gurau.[5] Bila dilihat dari model shalat yang mereka lakukan, memang sangat tidak pantas dikatakan sebagai ibadah, sebab dalam beribadah seorang manusia harus menghadap pada Tuhan dengan sopan dan tawadlu’. Sedangkan shalat yang mereka praktekkan menafikan kesopanan dan ketawadlu’an.
Cara ibadah yang lakukkan oleh orang Jahiliyah (bermain-main, canda, dan gurau) juga sering kita temukan pada agama-agama lain, yang shalat mereka dengan menggunakan lagu, musik, dan tarian. Mereka meyakini bahwa ibadah dengan cara demikian bisa mendapatkan ridla dan belas kasih dari tuhannya. Padahal ibadah dengan menggunakan cara tersebut merupakan ibadah orang-orang Jahiliyah (orang bodoh).
3-      Ibadah Shalat Pra Isra’ Mi’raj
Syari’at Islam diturunkan dengan cara berangsung-angsur dan sedikit demi sedikit. Allah menurunkan syari’at dengan cara berangsung-angsur agar umat Islam tidak merasa berat dan kaget dalam memeluk agama Islam. Seperti keharaman minuman keras, terdapat empat tahap saat mengharamkan minuman yang memabukkan ini. Bahkan Siti ‘Aisyah pernah berkata: Bila minuman keras diharamkan secara sekaligus maka tidak ada satupun orang Arab yang mau memeluk agama Islam.” Siti ‘Aisyah berkata demikian, melihat kondisi orang Arab yang minum khamer sama halnya kita yang minum air tawar.
Demikian juga dengan kewajiban ibadah shalat, shalat bukanlah kewajiban bagi orang Islam saat permulaan Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul Allah, namun pada waktu permulaan kenabian, Allah hanya menanamkan pada hati pemeluk agama Islam kalimat Tauhid (Keesaan Allah) saja. Setelah tertanam dalam hati mereka Kalimat Tauhid, barulah Allah mewajibkan shalat pada pemeluk agama Islam pada waktu malam Isra’ dan Mi’raj.
Dari sini, bisa ditarik sebuah kesimpulan, jika shalat tidak diwajibkan bagi Nabi Muhammad dan semua umatnya sebelum adanya Isra’ dan Mi’raj, kecuali ritual shalat yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad seperti shalat pada paruh kedua dari pertengahan malam.[6]
Meskipun shalat bukanlah sebuah kewajiban bagi umat Islam sebelum Isra’ dan Mi’raj, namun tidak bisa diragukan bahwa Nabi sudah mengerjakan shalat saat di Makkah sebelum Isra’, sebab al-Qur’an menjelaskan dalam surat al-Mudatsir, al-Kautsar, dan surat yang diturunkan di Makkah lainnya, bahwa Rasul saw sudah mengerjakan shalat. Demikian pula yang tercatat dalam buku-buku Sejarah dan Hadits-Hadits Rasul saw, bahwa Rasul saw mengerjakan shalat bersama dengan Siti Khadijah hingga Khadijah wafat, sedangkan wafatnya Khadijah sebelum Isra’. Abu Talib juga pernah melihat Rasul saw mengerjakan shalat bersama Abu Thalib, sedangkan Abu Thalib meninggal sebelum Isra’.
Bila diteliti lebih lanjut, pertama kali wahyu diturunkan adalah surat al-‘Alaq dan dalam surat tersebut sudah menjelaskan tentang orang Quraisy yang melarang Nabi saw mengerjakan shalat sebagaimana firman Allah surat al-‘Alaq ayat 9-10:
(أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى عَبْداً إِذَا صَلَّى)
Artinya: “Bagaimana pendapatmu tentang orang melarang. Seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat.
Ayat ini diturunkan spesial untuk Abdul Uzzah bin Hisyam (Abu Jahal) yang melarang Nabi Muhammad saw mengerjakan shalat di Maqam Ibrahim. Abu Jahal berkata: Bila aku melihat Muhammad mengerjakan shalat maka akan aku tusuk lututnya.[7]
Dalam riwayat lain menjelaskan bahwa perintah  melaksanakan wudlu dan shalat sudah dimulai semenjak pertama kali Jibril diutus Allah untuk memberitahukan pada Nabi Muhammad bahwa dirinya terpilih menjadi utusan Allah di muka bumi. Pada saat itu juga, Jibril mengajarkan Nabi Muhammad saw cara berwudlu dan shalat dengan cara Jibril berwudlu terlebih dahulu kemudian Nabi saw mengikutinya, kemudian Jibril shalat  dan Nabi saw pun mengikutinya. Setelah usai belajar wudlu dan shalat pada Jibril, Nabi Muhammad saw mengajarkannya pada Siti Khadijah.[8]
Dari bukti-bukti di atas sangat jelas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw sudah mengerjakan shalat di hadapan semua manusia semenjak tahun pertama dari tahun kenabiannya.
Namun sekarang yang masih janggal dalam pikirian adalah berapa kali Nabi Muhammad saw shalat dalam sehari semalam? Berapa rakaat shalat Nabi Muhammad saw sebelum diwajibkannya shalat lima waktu?
Sejarah mencatat, bahwa sebelum disyariatkan shalat lima waktu dalam sehari semalam pada malam Isra’, Nabi Muhammad saw sudah mengerjakan shalat, namun pada waktu itu Nabi Muhammad saw hanya mengerjakan shalat dua kali dalam sehari semalam yang  waktunya terletak pada pagi hari dua rakaat dan sore hari dua rakaat.[9] Jadi pada permulaan terutusnya Nabi Muhammad saw sudah jelas bahwa beliau mengerjakan shalat. Adapun shalat yang beliau kerjakan hanya dua kali dalam sehari semalam dan berjumlah empat rakaat.
4-      Ibadah Shalat Pasca Isra’ Mi’raj
Ulama sepakat shalat lima waktu diwajibkan pada waktu malam Isra’ Mi’raj. Namun mereka masih berselisih pendapat mengenai tragedi Isra’ itu sendiri. Sebagian riwayat menyatakan Nabi saw Isra’ pada bulan ke 15 dari terutusnya menjadi Rasulullah. Ada pula yang mengatakan Isra’ terjadi tiga tahun sebelum hijrahnya Nabi saw ke Madinah. Ulama lain mengakatan Isra’nya Nabi saw terjadi satu tahun sebelum hijrah. Sebagian lagi berpandangan bahwa Nabi Isra’ pada tahun kelima dari kenabian.[10] Dan sebagian sejarawan muslim berpandangan malam Isra’ terjadi pada tahun ke 11 dari kenabian[11] dan Isra’ tersebut setelah wafatnya Siti Khadijah.
Dari sekian pendapat mengenai Isra’ dan Mi’raj, penulis lebih memilih pendapat yang terakhir, sebab mayoritas sejarawan menyatakan Siti Khadijah wafat pada tahun ke 10 dari kenabian dan itu sebelum Isra’. Bila ada ulama yang berpendapat sebelum Siti Khadijah wafat sudah menjalakan ritual shalat maka shalat yang dikerjakan oleh Siti Khadijah itu bukanlah shalat lima waktu, akan tetapi beliau shalat sebagaimana Rasul saw mengerjakan shalat sebelum diwajibkannya shalat lima waktu.
Dari keterangan di atas, kita bisa memahami bahwa shalat lima waktu diwajibkan saat Isra’. Hal ini berdasarkan Hadits Rasul saw yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya: “Hadits riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku didatangi Buraq. Lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Maqdis. Aku mengikatnya pada pintu masjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke masjid dan mengerjakan shalat dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitrah.” Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya:” Siapakah engkau?” Dijawab: “Jibril.” Ditanya lagi: “Siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab:” Muhammad.” Ditanya:” Apakah ia telah diutus?” Jawab Jibril: “Ya, ia telah diutus.” Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya:” Siapakah engkau?” Jawab Jibril: “Jibril.” Ditanya lagi: “Siapakah yang bersamamu? “Jawabnya: “Muhammad.” Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: “Siapa engkau?” Dijawab: “Jibril.” Ditanya lagi: “Siapa bersamamu?” “Muhammad saw.” jawabnya. Ditanyakan: “Dia telah diutus?” “ Dia telah diutus. jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu Yusuf as. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: “Siapa ini?” Jibril menjawab: “Jibril.” Ditanya lagi: “Siapa bersamamu?” “ Muhammad.” jawab Jibril. Ditanya:” Apakah ia telah diutus?” Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman: “ Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi.” Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: “Siapa?” Dijawab:” Jibril.” Ditanya lagi:”Siapa bersamamu?” Dijawab: “Muhammad.” Ditanya: “Apakah ia telah diutus?” Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: “Siapa ini?” Jawabnya: “Jibril.” Ditanya lagi: “Siapa bersamamu?” “ Muhammad.” jawab Jibril. Ditanya: “Apakah ia telah diutus?” Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa as. Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya:” Siapa ini?” Jawabnya:” Jibril.” Ditanya lagi: “Siapa bersamamu?” Jawabnya: “Muhammad.” Ditanyakan: “Apakah ia telah diutus?” Jawabnya: “Dia telah diutus.” Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitul Makmur dan tidak kembali lagi ke sana. Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratul Muntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul Muntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa as., ia bertanya: Apa yang telah difardlukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku m

Kajian al-Qur'an

- Copyright © Risalah Shalat - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -